Syahdan di jaman Majapahit telah ada siaran televisi, dan ada satu stasiun tv menyiarkan acara Kerajaan Mimpi yang formatnya kira-kira sama dengan yang disiarkan Metro TV. Kira-kira tindakan apa yang akan di ambil Mahapatih Gadjah Mada. Loh, kenapa harus Gadjah Mada, kenapa bukan sang rajanya langsung yang tindakannya dikira-kira. Karena konon Gadjah Mada lebih reaktif dan temperamental dibandingkan rajanya. Beberapa kemungkinan tindakan yang diambil Gadjah Mada:
- Gadjah Mada akan mempelajari tayangan tersebut dan akan mengambil langkah-langkah hukum terkait tindakan pelecehan kewibawaan Raja, misalnya dalam bentuk surat keberatan Kerajaan, karena tindakan Gadjah Mada adalah mewakili Kerajaan. Tetapi tindakan ini urung dilaksanakan setelah Gadjah Mada mengetahui bahwa Kerajaan yang dimaksud dalam tayangan tersebut adalah Kerajaan yang mungkin suatu saat akan ditaklukannya.
- Melihat keberhasilan tayangan tersebut, Gadjah Mada akan membuat satu program tv yang berisi sosialisasi tentang Sumpah Palapa, dilengkapi dengan bermacam hadiah yang menarik dan disiarkan berbarengan dengan acara Kerajaan Mimpi.
- Bukan hanya itu, Gadjah Mada bahkan membuat “running text” sumpah palapa di setiap acara, termasuk di acara Kerajaan Mimpi. Gadjah Mada mempersilahkan pengelola program untuk mengajukan surat keberatan, apabila merasa terganggu dengan running text tersebut.
- Gadjah Mada akan menjadi sponsor acara Kerajaan Mimpi. Sebagai sponsor Gadjah Mada berusaha meyakinkan kepada pembuat program tayangan bahwa nama acara Kerajaan Mimpi agar diganti dengan nama yang lebih mencerminkan masa depan misalnya Republik Mimpi. Selain itu penggunaan kata republik dirasa lebih halus karena tidak akan bisa disangkutpautkan dengan raja atau kerajaan. Ketika ditanyakan arti republik, Gadjah Mada jujur mengatakan tidak tahu. Dia hanya mengatakan kalau kata republik didapatnya dalam mimpinya.